Kamis, 17 Januari 2013

Ratih Purwasih - Antara Benci Dan Rindu

Yang… Hujan turun lagi 
dibawah payung hitam kau berlindung
Yang… ingatkah kau padaku 
dijalan ini dulu kita berdua
basah tubuh ini, basah rambut ini 
kau hapus dengan sapu tanganmu
Yang… rindukah kau padaku 
tak inginkah kau duduk disampingku 
kita bercerita tentang laut biru 
disana harapan dan impian

reff : 
 benci…benci…tapi rindu jua..
memandang wajah dan senyummu sayang 
rindu…rindu…
 tapi benci jua…bila ingat kau sakiti hatiku
 antara benci dan rindu disini membuat mataku menangis
Yang… pernahkah kau bermimpi 
kita bersatu bagai dulu lagi 
tak pernah bersedihtak pernah menangis 
seperti saat rindu begini
Yang…hujan turun lagi 
ketika kulewati jalan ini 
aku ingat engkau yang 
basah tubuhmu basah rambutmu 
kuhapus dengan sapu tanganku
Yang…akupun rindu padamu  
akupun ingin duduk disampingmu
kita bercerita tentang laut biru 
tentang langit biru
disana tumpuan dan harapan

Rabu, 16 Januari 2013

Ratih Purwasih - Mungkinkah ini nasibku

Mula tak pernah ku sangka
Akan begini nasib cinta kita
Semula tak pernah ku duga
Kau yang ku sayang pandainya berdusta
Bahkan dari teman ku dengar kau berkencan
Tapi mata ini melihat sendiri

Memang kau lakukan itu
Apa sih kurangnya diri ini
Hilangkah sudah paras wajah ini
Hingga kau mencari yang lain

Mungkinkah mungkin ini nasibku
Haruskah galau malam ini
Mungkinkah mungkin ini takdirku
Harus luka malam ini
Musnahlah sudah harapan di hati
Bersamamu itu tak mungkin lagi

Walau memang harus begini
Kadang aku terpisah karna dusta
Cukup satu kali luka hati ini
Jangan sampai terulang kembali

Mungkinkah mungkin ini nasibku
Haruskah galau malam ini
Mungkinkah mungkin ini takdirku
Harus luka malam ini
Musnahlah sudah harapan di hati
Bersamamu itu tak mungkin lagi

Mungkinkah mungkin ini nasibku
Haruskah galau malam ini
Mungkinkah mungkin ini takdirku
Harus luka malam ini
Musnahlah sudah harapan di hati
Bersamamu itu tak mungkin lagi.

Ratih Purwasih - Bunga Flamboyan

Seindah cinta yang pernah kurasakan
Begitu juga kemesraan wajahnya
Bunga flamboyan ganti dirimu
Yang kini tiada lagi

Bunga flamboyan yang tumbuh di halaman
Terjalin indah menemani hidupku
Tak ingin lagi aku berpisah
Walau hanya sekejap saja

Bila kau ingin datang kembali
Seperti pertama bertemu
Tak jua
Aku melepaskan

Bunga flamboyan yang tumbuh di halaman
Terjalin indah menemani hidupku
Biarpun layu kau kusayangi
Seperti cintaku padamu

Bunga flamboyan yang tumbuh di halaman
Terjalin indah menemani hidupku
Tak ingin lagi aku berpisah
Walau hanya sekejap saja

Bila kau ingin datang kembali
Seperti pertama bertemu
Tak jua
Aku melepaskan

Bunga flamboyan yang tumbuh di halaman
Terjalin indah menemani hidupku
Biarpun layu kau kusayangi
Seperti cintaku padamu

Ratih Purwasih – Jangan tangan yang bicara

Belum genap setahun
Kita tinggal di rumah ini
Ingin mencoba hidup
Lepas dari mertua juga orang tuaku

Tapi sudah kau temukan
Benih-benih kecurigaan
Sering aku dapati
Wangi di bajumu bukan wangi parfummu

Ingin aku tanyakan
Tapi takut kau marah
Habis kau yang dulu lembut
Kini jadi kasar begini

Harus sampai kapankah
Aku menyerah patah aral
Cukup bila kau marah
Lewat bibir saja, jangan tangan yang bicara

Cintaku bukan sebuah gaun
Bila t’lah hilang indahnya
Dapat kau beli yang baru
Diriku bukan secawan anggur
Bila t’lah kering isinya
Dapat kau tuang kembali
Berikan saja dustamu pada dia
Berikan saja cintamu pada dia
Aku sudah tak mau..

Harus sampai kapankah
Aku menyerah patah aral
Cukup bila kau marah
Lewat bibir saja, jangan tangan yang bicara

Cintaku bukan sebuah gaun
Bila t’lah hilang indahnya
Dapat kau beli yang baru
Diriku bukan secawan anggur
Bila t’lah kering isinya
Dapat kau tuang kembali
Berikan saja dustamu pada dia
Berikan saja cintamu pada dia
Aku sudah tak mau..

Ratih Purwasih - Mutiara yang hilang

Lama sudah aku mencari
Ketenangan di dalam diri
Atau tempat tautan hati
Slama ku sendiri

Dikala mutiara
Yang lama kucari sekarang berjumpa
Mutiara yang hilang
Hanyalah kiasan tapi dikau orangnya

Kini aku telah bertemu
Dia yang tlah lama kucari
Mutiara yang hilang dulu
Jumpa.. lagi..

Dikala mutiara
Yang lama kucari sekarang berjumpa
Mutiara yang hilang
Hanyalah kiasan tapi dikau orangnya

Kini aku telah bertemu
Dia yang tlah lama kucari
Mutiara yang hilang dulu
Jumpa.. lagi..

Ratih Purwasih - Senja di batas kota

Senja di batas kota
Slalu teringat padamu
Saat kita kan berpisah
Entah untuk berapa lama

Walau senja tlah berganti
Wajahmu slalu terbayang
Waktu engkau kulepaskan
Berdebar hati di dada

Tiada dapat kulupakan
Peristiwa kisah ini
Engkau di seberang sana
Menunaikan tugasmu

Senja di batas kota
Terlukis di dalam kalbu
Hanya bila kan kembali
Hidupku kan bahagia

Tiada dapat kulupakan
Peristiwa kisah ini
Engkau di seberang sana
Menunaikan tugasmu

Senja di batas kota
Terlukis di dalam kalbu
Hanya bila kan kembali
Hidupku akan bahagia
Hidupku akan bahagia

Ratih Purwasih - Ingin begini jadinya begitu

Sudah ku buatkan kopi yang manis
Kau minta susu
Sudah ku berikan kau tangga
Kau pinta tali

Ada-ada saja
Yang ada kau pun tak mau
Yang tak ada
Kau cari-cari untuk apa

Sudah ku beri kau baju yang biru
Kau pinta yang merah
Biasanya putih sekarang
Mau yang hitam

Ada-ada saja
Tutup pintu tapi buka jendela
Bagai kau lempar batu-batu
Sembunyi tangan

Inginnya ku tutup mataku ingin
Biar kan ku lihat engkau disitu
Inginnya begini jadinya begitu
Mana ku tahu
Inginnya ku tutup telinga ini
Biar tak ku dengar engkau s’lalu
Tapi ku lupa ada yang terluka
Naluriku..

Inginnya begini jadinya begitu
Mana ku tahu aku tak tahu jadi begitu

Ratih Purwasih - Hitam putih fotomu

Hitam putih fotomu
Dalam album kenangan
Kusimpan selalu
Ku kenang kembali kala rindu

Bila biru belum berat
Sebiru langit disana
Selembut rindumu
Sebiru rinduku kelabu

Masih ada yang tertinggal
Disini dimataku
Selendang biru darimu
Hadiah ulang tahunku

Kita pernah bertemu
Walau hanya sewindu
Tak ingin mengasih
Membawa kau pergi dariku

Biar biarlah sepi
Hari-hariku tanpa kamu lagi
Biar biarku cari
Jalan hidupku tanpa kamu lagi

Kuyakin di sela hari-hari
Pasti masih tertinggal disana
Cinta untukku ‘yang’ jangan bersedih
Hari masih masih berganti
‘Yang’ jangan bersedih
Cinta masih bersemi
‘Yang’ jangan bersedih
Yang lalu biar berlalu

Hitam putih fotomu
Masih ada disini
Kusimpan selalu
Kupandang selalu kala rindu

Biar biarlah sepi
Hari-hariku tanpa kamu lagi
Biar biarku cari
Jalan hidupku tanpa kamu lagi

Pance F. Pondaag - Ku Cari Jalan Terbaik

Sepanjang kita masih terus begini
Takkan pernah ada damai bersenandung
Kemesraan antara kita berdua
Sesungguhnya keterpaksaan saja
****
Senyum dan tawa hanya sekedar saja
Sebagai pelengkap sempurnanya sandiwara
Berawal dari manisnya kasih sayang
Terlanjur kita hanyut dan terbuai
Kucoba bertahan mendampingi dirimu
Walau kadangkala tak seiring jalan
Kucari dan selalu kucari jalan terbaik
Agar tiada penyesalan dan air mata
Kembali ke ****
Agar tiada penyesalan dan air mata

Pance F Pondaag - Demi Kau dan Si Buah Hati

Mengapa harus begini
Tiada lagi kehangatan
Memang ku sadari sering kutinggalkan
Kau seorang diri

Ku tahu bukan sengaja
kau tinggalkan ku sendiri
Aku menyadari
Bukan sandiwara kasihmu kepadaku


Reff :
Tiap malam engkau ku tinggal pergi
Bukan, bukan, bukannya aku sengaja
Demi kau dan si buah hati
Terpaksa aku harus begini

Tiada daya hingga di saat ini
Diriku masih juga terbaring lemah
Begitu tulusnya hatimu
hanya air mata yang tersisa

Ku tahu bukan sengaja
kau tinggalkan ku sendiri
Aku menyadari
Bukan sandiwara kasihmu kepadaku

Tiap malam engkau ku tinggal pergi
Bukan, bukan, bukannya aku sengaja
Demi kau dan si buah hati
Terpaksa aku harus begini

Tiada daya hingga di saat ini
Diriku masih juga terbaring lemah
Begitu tulusnya hatimu
hanya air mata yang tersisa

Demi kau dan si buah hati
Terpaksa aku harus begini

Pance F Pondaag - Kau Yang Kusayang

Andaikan Mungkin Satu Saat Nanti
Terlena Kau Dalam Pelukannya
Jangan Kau Lupakan Dia Yang Di Sana
Yang Kini Masih MenyaYangimu

Luka Yang Perih Terukir Di Sini
Di Relung Hati Yang Paling Dalam
Kau Yang Slalu Hadir Di Setiap Mimpi
Letih Sudah Hati Dalam Kerinduan

Terasa Begitu Sunyi
Di Saat Menyendiri Di Sini
Mungkin Kau Tak Pernah Tahu
Atau Memang Kau Sengaja

Masih Terasa Manisnya
Hari-hari Indah Bersamamu
Jangan Pernah Kau Lupakan
Dirinya Yang Di Sana

Luka Yang Perih Terukir Di Sini
Di Relung Hati Yang Paling Dalam
Kau Yang Slalu Hadir Di Setiap Mimpi
Letih Sudah Hati Dalam Kerinduan

Terasa Begitu Sunyi
Di Saat Menyendiri Di Sini
Mungkin Kau Tak Pernah Tahu
Atau Memang Kau Sengaja

Masih Terasa Manisnya
Hari-hari Indah Bersamamu
Jangan Pernah Kau Lupakan
Dirinya Yang Di Sana
Jangan Pernah Kau Lupakan
Dirinya Yang Di Sana

Pance F Pondaag - Kekasih

Masih ingin ku lihat lagi senyum di bibirmu
Simpatikku pada dirimu berawal di sini
Kekasih memang kau rayu dari sekian banyaknya
Akupun ikut merasakan hangat tiba di dirimu

Salahkan bila malam ini aku mengakui
Jatuh cinta kepadamu
Bolehkan bila malam ini ingin ku katakan
Aku cinta kepadamu

Tak pernah aku membayangkan kau akan hadir di sini
Membuka kerinduan ini memandang dirimu
Kekasih memang kau lain diantara segalanya
Kau bawa aku mengembara di alam mimpi yang indah

Salahkan bila malam ini aku mengakui
Jatuh cinta kepadamu
Bolehkan bila malam ini ingin ku katakan
Aku cinta kepadamu

Masih ingin ku lihat lagi senyum di bibirmu
Simpatikku pada dirimu berawal di sini
Kekasih memang kau lain diantara segalanya
Kau bawa aku mengembara di alam mimpi yang indah

Bolehkah bila malam ini aku mengakui
Aku cinta kepadamu
Bolehkan bila malam ini ingin ku katakan
Aku cinta kepadamu

Salahkan bila malam ini aku mengakui
Jatuh cinta kepadamu
Bolehkan bila malam ini ingin ku katakan
Aku cinta kepadamu
Salahkan bila malam ini aku mengakui
Jatuh cinta kepadamu
Bolehkan bila malam ini ingin ku katakan
Aku cinta kepadamu

Pance F Pondaag - Jangan pernah ragukan

Jangan pernah kau ragukan
Kesetiaanku padamu
Walau sikapku hanyalah biasa saja
Memang begitu sifat pribadiku

Jangan pernah kau sangsikan
Ketulusan hati ini
Walau tak pernah aku berkata “sayang”
Namun semua cintaku untukmu

Tak ingin bibirku berkata tentang janji
Biarlah semua wajar dan biasa-biasa saja
Bagiku dirimu diatas segalanya
Yang ada di dalam kehidupan ini

Jangan pernah kau ragukan
Kesetiaanku padamu
Walau sikapku hanyalah biasa saja
Memang begitu sifat pribadiku

Jangan pernah kau sangsikan
Ketulusan hati ini
Walau tak pernah aku berkata “sayang”
Namun semua cintaku untukmu

Tak ingin bibirku berkata tentang janji
Biarlah semua wajar dan biasa-biasa saja
Bagiku dirimu diatas segalanya
Yang ada di dalam kehidupan ini

Pance F Pondaag - Jangan salahkah siapa

Sampai kapan kau menutupi
Apa yang di hatimu
Sampai kapan lagi
Kau hindari kenyataan

Ku tahu engkau engkau menyayangku
Dari sinar matamu
Tapi kau bertahan
Kau mencoba menutupinya


Sekian lamanya ku tunggu
Kau masih bertahan juga
Jangan salahkan siapa
Bila akhirnya diriku berlalu


Sekian lama ku tersiksa
Dalam penantian ini
Jangan salahkan siapa
Bila tertutup pintu hati ini


Seringkali engkau bertanya
Tentang kesetiaanku
Apa guna ku jawab
Sebab kau masih menutup diri


Ku tahu engkau engkau menyayangku
Dari sinar matamu
Tapi kau bertahan
Kau mencoba menutupinya


Sekian lamanya ku tunggu
Kau masih bertahan juga
Jangan salahkan siapa
Bila akhirnya diriku berlalu


Sekian lama ku tersiksa
Dalam penantian ini
Jangan salahkan siapa
Bila tertutup pintu hati ini
Jangan salahkan siapa
Bila akhirnya diriku berlalu

Pance F Pondaag - Kau dan aku menyatu

Angin malam bisikkan kepadanya
Tentang rasa rinduku serta rasa hatiku
Tak ingin ku sendiri menyendiri disini
Bisikkan

Angin malam katakan kepadanya
Masih adakah rindu terukir di hatinya
Masih sayangkah dia
Pada diriku ini

Malam pertama sayang
Bertahun tlah berlalu
Kan dan aku menyatu
Satu slama-lamanya

Angin malam katakan kepadanya
Masih adakah rindu terukir di hatinya
Masih sayangkah dia
Pada diriku ini sayang

Malam pertama sayang
Bertahun tlah berlalu
Kan dan aku menyatu
Satu slama-lamanya

Malam pertama sayang
Bertahun tlah berlalu
Kan dan aku menyatu
Satu slama-lamanya

Pance F Pondaag - Kau begitu berarti


Masih adakah rindumu
Yang pernah kau rasakan
Ku ingin engkau hadir
Saat ini dalam pelukanku


Masih adakah cintamu
Yang dulu begitu indah
Ingin ku dengar
Desah bisikmu saat bersamamu


Masih adakah maaf
Untuk kehadiranku
Masih adakah cinta
Yang tersisa di hatimu


Jauh aku berjalan
Dalam kesendirian
Akhirnya ku akui
Kau ternyata begitu berarti


Masih adakah cintamu
Yang dulu begitu indah
Ingin ku dengar
Desah bisikmu saat bersamamu


Masih adakah maaf
Untuk kehadiranku
Masih adakah cinta
Yang tersisa di hatimu


Jauh aku berjalan
Dalam kesendirian
Akhirnya ku akui
Kau ternyata begitu berarti

Pance F Pondaag - Walau hati menangis

Mungkin lebih baik begini
Menyendiri di sudut kota ini
Ku tutup pintu hati
Untuk semua cinta walau batin ini menangis

Jangan datang atau titip salam
Hanya menambah luka di hatiku
Hapuslah namaku, hapuslah semua
Kisah kasih yang pernah ada

Biarkan aku sendiri
Menyendiri tanpa dirimu lagi
Walau harus ku akui
Hanya engkau yang sangat ku sayangi
Hatiku pun tak ingin mencari
Pengganti dirimu

Mungkin lebih baik begini
Menyendiri di sudut kota ini
Ku tutup pintu hati
Untuk semua cinta walau batin ini menangis

Jangan datang atau titip salam
Hanya menambah luka di hatiku
Hapuslah namaku, hapuslah semua
Kisah kasih yang pernah ada

Biarkan aku sendiri
Menyendiri tanpa dirimu lagi
Walau harus ku akui
Hanya engkau yang sangat ku sayangi
Hatiku pun tak ingin mencari
Pengganti dirimu
Hatiku pun tak ingin mencari
Pengganti dirimu

Pance F Pondaag - Mulanya biasa saja

Mulanya biasa saja
Kita saling bercanda
Berbincang seadanya
Semua biasa saja

Tak pernah ku bayangkan
Akhirnya datang juga
Gelisah dan rinduku
Menyatu dalam mimpi

Malam-malam begini
Termenung ku sendiri
Menunggu kau disini
Kehadiran dirimu

Di kamar sepi bisu
Ku cari bayang-bayangmu
Di dalam hati ini
Merindukan dirimu

Mulanya biasa saja
Kita saling bercanda
Berbincang seadanya
Semua biasa saja

Malam-malam begini
Termenung ku sendiri
Menunggu kau disini
Kehadiran dirimu

Di kamar sepi bisu
Ku cari bayang-bayangmu
Di dalam hati ini
Merindukan dirimu
Di dalam hati ini
Merindukan dirimu

Pance F Pondaag - Bila kau seorang diri

Bila kau seorang diri
Jangan kau bersedih
Bila kau seorang diri
Ku ingin menemani

Kan ku ceritakan tentang
Sekuntum mawar merah
Kan ku nyanyikan lagu
Tentang asmara

Bila kau seorang diri
Tanya pada hatimu
Walau kau seorang diri
Aku kan menemani

Masih ada di sana
Segelas anggur merah
Dia kan bercerita
Tentang dunia..

Apa saja yang ada di hatimu
Aku pun tahu
Apa saja yang ada hatiku
Engkau pun tahu
Kau duduk disana
Ku duduk disini menyepi
Dari dunia ini
Yang takkan perduli

Nyanyikan saja lagu
Tentang gereja tua
Bukannya lagu tentang
Engkau dan aku

Apa saja yang ada di hatimu
Aku pun tahu
Apa saja yang ada hatiku
Engkau pun tahu
Kau duduk disana
Ku duduk disini menyepi
Dari dunia ini
Yang takkan perduli

Nyanyikan saja lagu
Tentang gereja tua
Bukannya lagu tentang
Engkau dan aku…

Pance F Pondaag - Aku masih sendiri

Disini aku pun sendiri
Dan masih seperti yang dulu
Kesetiaan yang ku miliki hanya untuk dirimu
Sampai akhir hidup ini

Apapun akan ku korbankan
Demi keutuhan engkau dan aku
Semua yang aku miliki cinta dan kerinduan
Kasih.. semua untukmu

Saat ini akupun tak ingin sendiri
Ku cari bayanganmu di sudut sana
Pelukan mesra yang tulus darimu
Betapa engkau ku kasihi

Disini aku pun sendiri
Dan masih seperti yang dulu
Kesetiaan yang kumiliki hanya untuk dirimu
Sampai akhir hidup ini

Saat ini akupun tak ingin sendiri
Ku cari bayanganmu di sudut sana
Pelukan mesra yang tulus darimu
Betapa engkau ku kasihi
Betapa engkau ku kasihi